Saturday, November 3, 2012

pagi ini, hujan membasahi tanah yang kering
hujan yang lumayan deras seperti tangisanku semalam

kemarin kita memutuskan untuk berpisah
berpisah dengan baik-baik tanpa adanya pertengkaran diantara kita
membahas apa yang ingin aku katakan
tetapi aku tidak bisa mengatakannya kepada dirimu
layaknya kamu bisa membaca pikiranku
kamu mengatakan hal yang mengganjal pada pikiranku
lalu kita sepakat untuk berpisah
kamu menangis
dan entah mengapa aku tidak bisa menangis
aku sedih
tapi aku tidak bisa menangis
kita menghabiskan sisa hari itu dengan gembira
tidak nampak diantara kita yang bersedih
tidak terlihat pula bahwa kita sudah mengakhiri hubungan ini

semalam, aku menangis
ada perasaan yang sangat berat sekali mengganjal di dada ini
sesak
aku menangis bukan karena aku lemah
tetapi aku sudah tidak kuat menahan semua itu
hampir satu jam aku menangis
mengikhlaskan kenyataan bahwa kita sudah tidak bersama
sakit, memang
tapi aku berpikir bahwa kita memang harus berpisah
karena tidak mungkin kita bersama
kecuali takdir Tuhan berkata lain

"Kau dan aku tidak ditakdirkan untuk bersama dalam satu kisah yang indah.
Percaya atau tidak, begitulah kenyataannya. Jangan menyangkal karena akan sia-sia.
Sama seperti berjalan diatas pecahan kaca. Setiap langkah kita sesungguhnya hanya
akan menuai luka.

Kau dan aku seperti tengah  mencoba untuk membirukan senja yang selalu merah
Kita sama-sama berusaha, tetapi tidak mengubah apa-apa. Senja tetap berwarna merah
dan hatiku masih saja berkata tidak. Maka, berhentilah dan renungkanlah ini semua sejenak.
Tidak ada gunanya memaksa. Ini hanya akan membuatmu tersiksa dan aku menderita.

akhir bahagia itu bukan milik kita"  -kutipan sebuah buku

terimakasih atas 2,5 tahun kebersamaan kita ini, waktu yang tidak sebentar dan aku menikmati itu. 
selamat tinggal jaga dirimu baik-baik. 

No comments:

Post a Comment