Sunday, February 10, 2013

Siang hari, matahari sedang bersemangat menyinari Jakarta
untungnya kantin ini terlindungi dari teriknya matahari siang
aku duduk dengan seragam putih abu-abu, kemeja lengan pendek lengkap dengan bet sekolah menengah atas
dan rok rample panjang berwarna abu-abu
aku duduk ditemani sahabatku sedari SMP, Jessika namanya.

berkali-kali mataku melihat keadaan sekitar
lalu menangkap sosok seorang laki-laki
dia tidak terlalu tinggi, dengan tinggi sekitar 170 cm
bertubuh berisi dan padat, tapi tidak terlalu gemuk. Proporsional dengan tinggi badannya.
berambut ikal berwarna hitam dengan matanya yang sipit dan memiliki bibir bawah yang sedikit tebal.

mimiknya sedikit serius, mungkin karena panas siang itu cukup membuatnya gerah
aku terus menatapnya, perasaan rindu bercampur sedih terlihat jelas dimataku
ia menyadari bahwa aku melihatnya, terkadang ia menatap kearahku
dan aku yang merasa bahwa tatapan mataku tertangkap basah olehnya, merasa malu

lalu ia pergi dengan teman-temannya
menuju mushola untuk sholat dzuhur

tak lama kemudian aku menyusulnya dengan temanku itu
aku mengambil wudhu dan menunaikan ibadah sholat dzuhur

"lo mau ketemu dia kan?" tanya Jessika usai sholat dan sembari memakai sepatunya
"iya"
"yaudah temuin, tunggu apalagi? keburu nyesel lo"
"nggak deh, gue takut"
"yailah apa yang mesti ditakutin sih, udah buru" katanya sambil menarikku

aku berdiri lalu melihat ke arah laki-laki yang masih menjadi sorot mataku
lalu aku diam sejenak mengurungi niatku untuk menemuinya

dan tak lama kemudian, lelaki itu menghampiriku
"sini" dengan nadanya yang khas dan gerakan tangannya

ada perasaan sedih, senang, dan kecewa pada diriku

"kamu kenapa?" tanyanya
"nggak apa-apa"
"maafin aku ya"
aku diam tak menjawab perkataannya, ingin rasanya aku menangis. Air mata sudah ada di pelupuk mataku
"kamu klo ada yang mau diomongin, omongin aja. Aku siap dengerin keluhan kamu" katanya seraya mengulurkan tangan kepadaku
aku diam hanya menatapnya dengan perasaan sedih, tidak dapat berkata-kata

.......

suara ibuku yang masuk tiba-tiba ke kamarku membuatku terbangun
sejenak aku berpikir kalau itu nyata dan aku berada di alam nyata
masih hangat dipikiranku aku bersama dia
iya dia kekasihku yang pertama
aku rindu dengannya...

No comments:

Post a Comment